Rabu, 09 Maret 2011

Ilmu Budaya Dasar



ILMU BUDAYA DASAR

POSISI MANUSIA DIANTARA MAKHLUK LAINNYA
            Manusia hakekatnya adalah monodualis/dwitunggal. berdasarkan susunan kodratnya yang dwitunggal/monodualis, yakni terdiri dari jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmaniah pada umumnya bersifat material seperti sandang ,pangan , papan dan peralatan-peralatan lain yang berbentuk konkrit atau kebendaan . Kebutuhan rohani biasanya berupa non materi, seperti kepuasan hati, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian, keindahan, keadilan, kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan /keyakinan yang sifatnya spiritual dan religius.
Menurut sifat Kodratnya (monodualis/dwitunggal) yakni sebagai makhluk individu dan sosial, kiranya dapat disebutkan jika manusia makhluk budaya mempunyai kebutuhan pribadi yang secara spesifik berbeda dengan individu lainnya. Akan tetapi sebagai makhluk sosial ia juga memiliki kebutuhan yang sama dengan orang lainnya.
Bentuk kebutuhan individu dapat diindivikasi melalui pemikiran dan perasaan seseorang yang cenderung berbeda antara personal yang satu dengan yang lain. Bahkan juga pada kehendaknya yang senantiasa ingin menjadi yang lebih atau yang paling baik dan antara lainnya. Sementara kebutuhan sosial dapat dipahami dan berbagai kesamaan baik di dalam pikiran dan perasaannya . Setiap orang mempunyai keinginan, pikiran.dan perasaan yang sama, yaitu ingin cerdas, baik hati dan suskes.
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri, yaitu membutuhkan makan dan air, bernafas, bergerak, bereproduksi dan berkembang. Hewan dan tumbuhan juga termasuk dalam makhluk hidup. Tetapi bedanya manusia diberi akal dan pikiran. Walaupun kita diberi kelebihan oleh Tuhan atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.
         
Islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri. Kita tidak boleh menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah.



Manusia memiliki 3 unsur, yaitu :
*      Jasmani adalah yang dapat dilihat dengan mata.
*      Ruh adalah nyawa, yang menghidupkan jasmani,
*      Jiwa adalah pikiran, rasa atau perasaan seseorang.
Manusia digolongkan sebagai berikut ini :
       1. Manusia sebagai makhluk budaya
       2. Manusia dan peradaban
       3. Manusia sebagai individu, makhluk sosial dan mahluk religius
                   4. Manusia, keragaman dan kesederajatan
       5. Manusia, moralitas dan hukum
       6. Manusia, sains dan teknologi
       7. Manusia dan lingkungan.
Manusia mempunyai hak untuk mengakui bahwa derajat dirinya lebih tinggi dibanding hewan dan tumbuhan, akan tetapi ada batasan yang dampak sebenarnya adalah ke manusia itu sendiri. Sebagai contoh :
1. Manusia dalam jangka waktu yang panjang selalu memburu ayam tanpa menernakkannya, akibatnya ayam itu akan habis dan tidak ada ayam lagi di dunia. Hal ini berdampak pada keberadaan spesies tsb.
2. Pohon-pohon di seluruh dunia ditebang tanpa ada penanaman kembali. Maka dampak yang akan mulai terasa adalah mulai datangnya banjir, longsor, dan yang sekarang terjadi adalah pemanasan global.
Di dunia ini perlu keseimbangan di setiap aspek kehidupan. Allah menciptakan hewan, manusia, dan tumbuhan agar dapat saling melengkapi antar satu sama lainnya. Jika kita dapat menjaga mereka, maka mereka pun akan menjaga kehidupan kita. Segala sesuatu pasti ada hubungan timbal baliknya.
Manusia membutuhkan makhluk hidup lain serta benda benda mati. Kelangsungan hidup manusia salah satunya sangat bergantung pada 2 hal tersebut, bilamana makhluk lain seperti tumbuh tumbuhan mulai berkurang jumlahnya maka dampak yang sangat buruk dapat terjadi. Dapat digambarkan seperti ini, tumbuhan dan pepohonan sangat berguna bagi manusia. Pepohonan menghasilkan oksigen yang cukup bagi manusia setiap harinya, namun apa yang manusia perbuat, seperti seenaknya menebang pohon tanpa menanam kembali sehingga membuat kelangsungan hidup pepohonan akan hancur dan manusia sendiri akan merasakan dampaknya meskipun tak secara langsung. Dampak nyatanya seperti global warming.
Kemudian, binatang juga sangat berperan bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah hewan dapat dijadikan makanan dan juga hal lainnya. Namun, karena nafsu yang tak terkendali dan demi kepentingan pribadi semata, manusia tak memikirkan bahwa saat ini sudah banyak binatang yang termasuk kategori langka. Padahal keberadaan binatang tersebut sangat berguna bagi manusia. Hal ini seharusnya dapat dihindari bila saja manusia melestarikan dan mengembangbiakkan populasi binatang yang dibunuh untuk keperluan manusia.
Benda mati mungkin bila hanya dilihat saja tidak ada yang special dan sepertinya sangat tidak berguna sama sekali. Namun, bila sudah diolah dan diproses untuk menjadi barang kebutuhan manusia benda benda mati sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai contohnya ialah migas dan barang tambang. Penggunaanbahan bahan tersebut yang secara berlebihan telah membuat persediaan untuk tahun tahun kedepan menjadi menipis. Tidak ada kepedulian terhadap generasi berikutnya. Seharusnya penghematan dilakukan dan dicari alternatif lain.
DAYA/ POTENSI MANUSIA
Potensi manusia dijelaskan oleh al-Qur`an antara lain melalui kisah Adam dan Hawa (QS. al-Baqarah, 30-39). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam, Allah telah merencanakan agar manusia memikul tanggungjawab kekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di samping tanah (jasmani) dan Ruh Ilahi (akal dan ruhani), makhluk ini dinaugerahi pula potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam, pengalaman hidup di surga, baik yang berkaitan dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayuan Iblis dan akibat buruknya, dan petunjuk-petunjuk keagamaan.
Agama yang bersumber dari Tuhan dan sarat dengan ajaran dan nilai-nilai fundamental yang menjadi pegangan hidup bagi manusia, ternyata tidak bisa lepas dari persoalan interpretasi, yang pada gilirannya memunculkan keragaman pandangan. Interpretasi ini merupakan manifestasi dari keinginan seseorang untuk memahami dan memperkokoh keyakinan akan kebenaran agamanya melalui aktualisasi potensi-potensinya, baik aspek nafsiyah, yakni keseluruhan kualitas insani yang khas milik manusia, yang mengandung dimensi al-nafs, al-'aql, dan al-qalb, maupun aspek ruhaniyah, yakni keseluruhan potensi luhur psikis manusia yang memancar dari dimensi al-ruh dan al-fithrah.
Potensi manusia dapat dibedakan dalam dua pendekatan.
Pertama, Potensi fithrahi-huluqi atau potensi yang didasarkan pada hakekat penciptaan, bahwa:
a. Manusia memiliki kesanggupan besar untuk mengurus alam dengan memikul amanah yang besar setelah teruji lebih hebat daripada seluruh makhluk materi, langit, bumi, gunung (QS. al-Ahzab, 33:72) bahkan malaikat dan jin (QS. al-Baqarah, 2:30-33).
b. Dengan potensi besar tersebut manusia diberikan kedudukan yang tertinggi yang belum pernah dinyatakan oleh siapapun selain Allah, yakni khalifah fi al-ardh (QS. al-Baqarah, 2:30-33)
c. Kedudukan tersebut dimotivasikan dengan dasar yang amat kuat, yakni melayani Allah berupa kewajiban beribadah (QS.al-Dzariyat, 51:56) dan melayani manusia serta pemakmur bumi.
d. Untuk mendukung hal tersebut, manusia diberikan perangkat yang paling canggih, yakni ruhani, aqal, jasad, fithrah, dan nafs. Sebagai makhluk fi ahsani taqwim (QS.al-Tin, 95:4).
e. Seluruh tugas tersebut diberikan fasilitas yang memadai yakni bumi sebagai warisan dan rezeki untuk hidup layak serta al-huda sebagai pedoman dan Rosulullah sebagai tauladan (QS. al-Ahzab, 33:21).
f. Manusia memiliki kelemahan umum seperti; tergesa-gesa, mudah keluh kesah, lemah, mudah merasa puas, dan takabur.
g. Manusia memiliki sifat-sifat utama; sabar, tawakal, bersyukur, iman, taqwa, adl, ihsan.
Kedua, Potensi basyari, yakni potensi yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dari orang lain. Potensi ini menjadikan seseorang unik dan memiliki keutamaan-keutamaan tertentu. Hal ini terjadi karena empat hal; pertama, bakat atau kecenderungan, kedua, usaha, hasil belajar dan pengembangan diri, ketiga, adanya kesempatan atau peluang yang tersedia dan keempat, takdir (faktor eksternal yang ghaib).
Ada empat potensi basyari, yakni;
*      Pertama, potensi aktual atau kasat mata yaitu potensi yang secara mudah dapat dikenali melalui pengamatan sekilas berdasarkan ciri-ciri fisik ataupun perbuatan yang tampak. Potensi ini bisa langsung dimanfaatkan seketika, tanpa harus sulit memunculkannya.
*      Kedua, potensi laten yaitu potensi yang kadang muncul apabila ada kesempatan yang merangsangnya, tetapi tidak juga muncul apabila terbiarkan. Untuk memunculkannya perlu latihan dan peluang yang cukup.
*      Ketiga, potensi tersamar, yaitu potensi yang tertutup karena adanya kelemahan tertentu atau adanya salah tempat atau tersia-siakannya karena mengerjakan hal lainnya, yang boleh jadi merusak potensi yang utamanya. Untuk memunculkannya perlu penelusuran secara lebih mendalam oleh spesialis tertentu, serta perlu memperoleh proses pembelajaran dan pengaktifan yang khusus.
*      Keempat, potensi rahasia yaitu potensi yang kita tidak pernah akan tahu kecuali sesuatu hal yang istimewa terjadi atau adanya pertolongan Allah, untuk memunculkannya memerlukan kedekatan dengan Allah dan menyerahkannya kepada izin Allah.
Begitu tingginya derajat manusia, maka dalam pandangan Islam, manusia harus menggunakan potensi yang diberikan Allah kepadanya untuk mengembangkan dirinya baik dengan panca inderanya, akal maupun hatinya sehingga benar-benar menjadi manusia seutuhnya.


ASPEK-ASPEK MANUSIA
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2, yaitu :
1. Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi meliputi :
Aspek Topologi               : Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu                                                                                              wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
Aspek Biotik                    : Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
Aspek Non Biotik            : Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
Aspek Sosial                     : Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
Aspek Ekonomi               : Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
Aspek Budaya                 : Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
 Aspek Politik
TIPOLOGI MANUSIA
Selama lima ribu tahun terakhir ini kita manusia telah mencari pemahaman yang lebih jelas tentang apa artinya menjadi manusia. Dari Ying atau Yang untuk diet golongan darah hari ini dan Pria yang dari Mars, Wanita dari Venus, kami telah mengembangkan sistem klasifikasi untuk memprediksi perilaku dan / atau karakteristik fisiologis.Wikipedia menempatkan mengapa kita adalah cara kita? Bagaimana kita sangat mirip dengan semua Homo Sapiens lain di planet ini dan bagaimana kita sebenarnya cukup berbeda ... mungkin bisa ditebak dan terukur berbeda?
tulisan-tulisan kuno menunjukkan bahwa peradaban yang paling terakhir ini metode dasar klasifikasi Manusia. The Ayurvedic sistem yang dikembangkan di India kuno lima ribu tahun yang lalu, dikategorikan semua orang sebagai salah satu dari tiga jenis konstitusi, Vata (berubah), yang Pitta (intens) atau Kapha (tenang) tipe. Seribu dua ratus tahun yang lalu, Dr Galen, dianggap sebagai salah satu dokter yang paling berpengaruh yang pernah, manusia berdasarkan jenis temperamen, penamaan nya Sanguine, Choleric, Melancholic dan jenis apatis. semua diketik sesuai dengan karakteristik perilaku, esensi dari tipe kepribadian hari ini.
"Tipologi Manusia" muncul dari dunia medis kami di tahun 1920-an dengan sistem Dr Lewellys Barker berdasarkan endokrin (kelenjar) jenis. Dia berteori bahwa berbagai jenis metabolisme bermutasi sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan seperti jenis makanan yang tersedia, tuntutan gerak tubuh, dan variasi iklim. Dia menyimpulkan bahwa kita masing-masing lahir dengan kelompok genetik diprogram karakteristik warisan termasuk bentuk tubuh, temperamen dan kecepatan metabolisme.
Pada tahun 1940-an dan 50-an, tim dokter yang dipimpin oleh Dr William Sheldon dari Harvard, memperkenalkan sistem klasifikasi berdasarkan tipe tubuh anatomis (somatotype). Para ramping dibangun ectomorph, jam pasir berbentuk mesomorph dan endomorph bulat jenis adalah istilah-istilah deskriptif masih digunakan untuk menggambarkan jenis fisik tipis, sedang dan kuat.
Henry Bieler, Melvin Page, George Watson, Herman Rubin, Melvin Ott, dan Roger Williams masing-masing dihasilkan program kesehatan atau buku bahwa setiap orang diklasifikasikan ke dalam salah satu dari hanya beberapa "bio-kimia" jenis.
Dalam dua puluh tahun terakhir banyak lainnya telah dikembangkan dan disempurnakan "ketik" program berbasis termasuk; Dr Deepak Chopra, Dr William Kelly, Dr Elliot Abravanel, Dr Gerald Berkowitz, James D'Adamo ND, Dr Sandra Cabot, Carolyn DC Mein, Dr Jeffery Bland, Dr Ladd Vasant, Walcott William, Jay Cooper, Anna Louise Gittleman dan Jackowski Edward.
Upaya ini pelopor telah mempengaruhi mainstream pemikiran jauh dari ukuran satu tradisional cocok dogma semua.

Sumber :
http://www.thebodycodequiz.com
http://wonk-educationnetwork.blogspot.com/
http://arikaka.com/posisi-manusia-di-antara-makhluk-lain
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://ntycuapzz.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar